Liburan Absurd di Desa Terbalik
Ketika Rendra dan Sari memutuskan untuk menghabiskan liburan sekolah di Desa Terbalik, mereka tidak menyangka betapa kocaknya pengalaman yang menanti mereka di sana. Desa ini terkenal karena memiliki kebijakan unik, di mana segala sesuatu di desa tersebut berada dalam keadaan terbalik.
Pertama kali memasuki desa, Rendra dan Sari segera menyadari bahwa hal biasa seperti jalan, lampu penerangan, dan taman bermain, semuanya terbalik. Mereka bahkan harus berjalan dengan tangan dan kaki terbalik agar sesuai dengan aturan desa.
Namun, yang paling membuat mereka tertawa adalah ketika mereka berpartisipasi dalam lomba “Berjalan Mundur Cepat”. Seluruh desa berkumpul untuk menyaksikan peserta berjalan mundur dengan kecepatan secepat mungkin, dan tentu saja, Rendra dan Sari juga ikut serta dengan penuh semangat. Momen ketika sepatu mereka hampir terlepas karena berjalan mundur membuat seluruh desa bergumul dalam tawa.
Selama liburan mereka, Rendra dan Sari juga mengunjungi toko-toko yang menjual barang-barang terbalik, seperti buku yang terbaca dari belakang ke depan dan jam dinding yang berputar ke arah yang tak terduga. Bahkan, di restoran, mereka harus makan dengan menggunakan sendok dan garpu yang dibalik.
Ketika malam tiba, desa ini menggelar pertunjukan musik terbalik, di mana musisi memainkan instrumen mereka dengan terbalik, sambil bernyanyi dengan kata-kata yang juga terbalik. Rendra dan Sari benar-benar terhibur oleh kreativitas dan kekonyolan yang melimpah di Desa Terbalik.
Meskipun awalnya merasa canggung, Rendra dan Sari akhirnya menyadari bahwa liburan ini memberikan mereka pengalaman yang benar-benar luar biasa dan unik. Mereka pulang dengan kenangan lucu dan cerita-cerita gila yang akan mereka ceritakan kepada teman-teman mereka di sekolah.