Kalimat homonim adalah kalimat yang menggunakan kata-kata yang memiliki bunyi yang sama atau mirip, tetapi memiliki makna yang berbeda.
Homonim berasal dari bahasa Yunani yaitu “homos” berarti sama, dan “ouma” berarti nama. Dalam konteks harfiah, homonim dapat diartikan sebagai penggunaan nama yang sama untuk menyebut benda atau konsep yang berbeda, seperti yang dijelaskan dalam Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Berbasis Pembelajaran Aktif oleh Dr. Aninditya Sri Nugraheni, M.Pd.
Dalam dunia linguistik, homonim merujuk pada kata-kata dengan bunyi yang identik, namun memiliki makna yang berbeda, seperti yang diuraikan dalam Ulumul Qur’an oleh Drs. Ahmad Izzan.
Secara singkat, homonim adalah istilah untuk kata-kata yang memiliki kemiripan dalam ejaan dan bunyi, namun memiliki makna yang berbeda. Meskipun seringkali dianggap sejajar dengan polisemi, homonim, sebagaimana dijelaskan dalam buku Think Smart Bahasa Indonesia karya Ismail Kusmayadi, memiliki ciri khas tersendiri yang membedakannya dari polisemi, yaitu ketiadaan keterkaitan makna dan penggunaannya dalam konteks kalimat denotatif.
6 Contoh kalimat homonim:
-
- “Besar” (ukuran) dan “Besar” (besar hati)
- Contoh: “Dia punya hati yang besar, bukan berarti rumahnya besar.”
- “Bisa” (dapat) dan “Bisa” (ular)
- Contoh: Saya yakin kamu bisa menyelesaikan tugas ini,sekalipun di hadapanmu ada ular cobra yang memiliki bisa.
- “Pas” (tepat waktu) dan “Pas” (cocok) –
- Contoh: “Kamu datangnya pas sekali, tepat saat kami sedang membicarakan rencana ini.”
- “Terang” (cahaya terang) dan “Terang” (mudah dimengerti)
- Contoh: “Penjelasannya terang seperti cahaya matahari di siang hari.”
- “Besar” (ukuran) dan “Besar” (besar hati)
-
- “Kali” (sungai) dan “Kali” (perkalian matematika)
- Contoh: “Berapa hasil kunci 5 dikali 2?” kata anak itu ketika main di kali.
- “Tutup” (menutup) dan “Tutup” (penutup botol)
- Contoh: “Tutup botol ini berwarna merah,” kata dia sambil tutup pintu.
- “Kali” (sungai) dan “Kali” (perkalian matematika)