Rumah Adat Sunda - Gambar, Nama, Beserta Penjelasannya

Rumah Adat Sunda – Gambar, Nama, Beserta Penjelasannya

Rumah Adat Sunda membawa gaya khas yang serupa dengan rumah adat Indonesia lainnya, menampilkan karakteristik rumah panggung. Kolong yang hadir pada rumah panggung memiliki fungsi utama sebagai pertahanan terhadap gempa bumi dan banjir, sementara juga digunakan sebagai tempat bagi binatang peliharaan seperti kambing, sapi, dan ayam, serta untuk menyimpan peralatan pertanian seperti cangkul, bajak, dan garu.

Untuk mencapai rumah adat Sunda, disediakan tangga yang disebut Golodog, terbuat dari bambu atau kayu dengan tidak lebih dari tiga anak tangga. Golodog bukan hanya sebagai sarana untuk naik ke dalam rumah, tetapi juga berfungsi sebagai alat pembersih kaki sebelum memasuki rumah.

Rumah adat Sunda memiliki ciri khas dan nama yang berbeda-beda tergantung pada bentuk atapnya, seperti yang dapat ditemukan di daerah Jawa Barat, seperti Kanekes dan Garut. Meskipun, kemungkinan penggunaan beberapa bahan telah berubah seiring waktu.

Berikut adalah enam jenis rumah adat Sunda berdasarkan bentuk atapnya:

  1. Rumah Adat Capit Gunung: Atapnya menyerupai gunting, dengan ujung atap yang saling silang, memberikan sentuhan estetika yang cantik.
  2. Rumah Adat Julang Ngapak: Memiliki atap seperti sayap burung yang sedang terbang, dengan lekukan yang membentuk sayap dan puncak atap menyerupai badan burung.
  3. Rumah Adat Perahu Kumureb: Atapnya menyerupai perahu terbalik, mirip dengan legenda tangkuban perahu.
  4. Rumah Adat Badak Heuay: Atapnya menyerupai badak yang membuka mulut, dengan dua bagian atap yang berbeda fungsi.
  5. Rumah Adat Tagog Anjing: Mirip dengan badak heuay, tetapi atap besar dan kecil disatukan di tengah, menciptakan kesan sederhana seperti anjing yang duduk.
  6. Rumah Adat Suhunan Jolopong: Bentuk paling sederhana, dengan atap seperti pelana yang memanjang, tanpa pernak-pernik rumit.

Jolopong ini memiliki atap dengan bentuk seperti pelana dan memanjang. Dapat dikatakan, atap rumah Jolopong ini sangat sederhana tanpa pernak-pernik atau lekukan yang rumit.

Bentuk Jolopong sendiri memiliki dua bidang atap. Kedua bidang atap ini dipisahkan oleh jalur suhunan di tengah bangunan rumah. Batang suhunan sama panjangnya dan sejajar dengan kedua sisi bawah bidang atap yang sebelah menyebelah, sedangkan lainnya lebih pendek dibanding dengan suhunan dan memotong tegak lurus di kedua ujung suhunan itu

Read too:  Rumah Adat Betawi, Penjelasan Makna Filosifisnya

Ruang Jolopong terdiri atas ruang depan yang disebut emper atau tepas; ruangan tengah disebut tengah imah atau patengahan; ruangan samping disebut pangkeng (kamar); dan ruangan belakang yang terdiri atas dapur yang disebut pawon dan tempat menyimpan beras yang disebut padaringan. Tepas pungsinya untuk menerima tamu. Waktu dulu tepas ini di biarkan kosong tanpa perabotan, baru jika ada tamu yang datang si-mpunya rumah menggelar tikar.

DILIHAT DARI SISI FILOSOFINYA, rumah adat Sunda memiliki pemahaman yang sangat mengagumkan. Secara umum, nama suhunan rumah adat Jawa Barat ini ditujukan untuk menghormati alam sekelilingnya. Hampir di setiap bangunan rumah adat Sunda sangat jarang ditemukan paku besi maupun alat bangunan modern lainnya. Untuk penguat antar tiang digunakan paseuk (dari bambu) atau tali dari ijuk ataupun sabut kelapa, sedangkan bagian atap sebagai penutup rumah menggunakan ijuk, daun kelapa, atau daun rumia, karena rumah adat Sunda sangat jarang menggunakan genting.

Hal menarik lainnya adalah mengenai material yang digunakan oleh rumah itu sendiri. Pemakaian material bilik yang tipis dan lantai panggung dari papan kayu atau palupuh tentu tidak mungkin dipakai untuk tempat perlindungan di komunitas dengan peradaban barbar. Rumah untuk komunitas orang Sunda bukan sebagai benteng perlindungan dari musuh manusia, tetapi semata dari alam berupa hujan, angin, terik matahari dan binatang.

***

Pondasi Rumah Adat Sunda

Rumah Adat Sunda contoh

Bentuk pondasi rumah tradisional Sunda persis dengan pondasi umpak yang dipakai untuk rumah-rumah tradisional jaman sekarang. Perbedaan yang dapat dilihat dari pondasi rumah tradisional Sunda dengan pondasi umpak yang sering dipakai sekarang adalah bentuk pondas yang unik yaitu kolom bangunan hanya diletakan di atas sebuah batu datar yang sudah terbentuk di alam. Tujuan pembuatan pondasi seperti ini adalah untuk menghindari keretakan atau pada kolom bangunan pada saat terjadi gempa, sedangkan bentuk lantai panggung bertujuan untu memungkinkan sirkulasi udara dari bawah lantai dapat berjalan baik, sehingga kemungkinan terjadi kelembaban pada lantai bangunan dapat dihindari.

Read too:  Macam-macam Rumah Adat Riau berserta Penjelasan dan Asal-Asulnya

 

DINDING, PINTU dan JENDELA RUMAH ADAT SUNDA

 DINDING, PINTU dan JENDELA

Dinding, pintu, dan jendela memungkinkan udara dapat melewatinya. Dinding bangunan terbuat dari anyaman bambu yang dapat dilewati udara, jendela yang selalu terbuka dan hanya ditutupi kisi-kisi bambu maka udara dapat bebas masuk dalam ruangan, sehingga suhu didalam ruangan tidak panas.

Dinding yang ringan terbuat dari anyaman bambu yang dapat menyerap dan mencegah terjadinya panas akibat radiasi matahari sore hari. Selain itu material dinding yang terbuat dari anyaman bambu memungkinkan udara untuk masuk ke dalam rumah.

Selain itu ada juga pintu dan jendela yang mempunyai daun pintu dan daun jendela tunggal. Materialnya terbuat dari kisi – kisi bambu yang dapat ditembus oleh udara, hal ini membuat suasana di dalam rumah tetap nyaman.

PLAFON

PLAFON

Plafon selain sebagai penghias langit – langit rumah juga berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan barang. Kerangka plafon terbuat dari susunan bambu bulat, dan di atasnya diletakan pelupuh sebagai bahan penutup plafon.

ATAP

ATAP

Atap sebagai mahkota dari sebuah bangunan mempunyai fungsi untuk melindungi penghuni yang berada di dalamnya. Atap dari rumah Sunda terbuat dari ijuk, alasan pemilihan ijuk sebagai material atap karena ijuk merupakan material yang dapat menyerap panas dengan baik sehingga tidak menimbulkan suasana gerah di dalam rumah. Tritisan pada sisi depan rumah mempunyai panjang 2 meter. Hal ini membuat dinding bangunan tidak langsung terkena cahaya matahari sehingga dinding sebagai penyekat tidak panas dan ruang di dalamnya tetap dingin. Selain itu ada juga sisi yang disebut sebagai bidang atap terbuat dari anyaman bambu dan berfungsi sebagai ventilasi atap.(*)

Check Also

Rumah Adat Minangkabau (Sumatera Barat), Sejarah, Filosofi dan Penjelasannya

Rumah Adat Minangkabau (Sumatera Barat), Sejarah, Filosofi dan Penjelasannya

Rumah adat Minangkabau adalah Rumah Gadang atau Rumah Godang, atau sering disebut juga dengan sebutan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *